BERITAJAKARTA.COM — 25-12-2009 11:15
Angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus Transjakarta atau lebih akrab disebut busway setiap tahun mengalami peningkatan. Faktor utamanya adalah karena tidak sterilnya seluruh koridor busway. Padahal Pemprov DKI telah melarang keras kendaraan lain masuk jalur bus bebas hambatan tersebut.
Faktor lainnya adalah banyaknya warga Jakarta yang menyeberang di koridor busway dengan tidak hati-hati sehingga tertabrak bus Transjakarta. Namun tidak sedikit juga kasus kecelakaan yang diakibatkan kelalaian dari pramudi bus berbahan bakar gas tersebut.
Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta mencatat, pada awal beroperasinya busway tahun 2004 silam, kasus kecelakaan yang melibatkan transportasi berbasis bus rapid transit (BRT) ini terjadi hanya lima kasus tanpa menimbulkan korban jiwa. Sebab saat itu baru ada satu koridor yang beroperasi yaitu Koridor I (Blok M-Kota). Penjagaannya pun dilakukan ekstra ketat, sehingga boleh dibilang koridor ini 95 persen steril dari pelintasan kendaraan bermotor non busway.
Namun seiring dengan bertambahnya jumlah koridor bus Transjakarta sejak 2006, justru kasus kecelakaan di jalur busway meningkat cukup tinggi. Lihat saja pada tahun 2006, sejak beroperasinya Koridor II, kasus kecelakaan yang terjadi di dua koridor itu mencapai 31 kasus. Tak hanya itu, saat beroperasinya Koridor III, IV, V dan VI, kasus kecelakaan terus mengalami trend peningkatan dari tahun ke tahun. Seperti pada tahun 2007, BLU Transjakarta juga mencatat telah terjadi 66 kasus kecelakaan.
Lonjakan kasus secara tajam terjadi di tahun 2008 yaitu mencapai 167 kasus kecelakaan. Dari jumlah tersebut, 13 orang tewas, 42 orang mengalami luka-luka dan 112 kasus lainnya hanya menimbulkan kerugian materil yang cukup besar. Kemudian saat Koridor VII dan VIII beroperasi pada tahun 2009, angka kecelakaan hingga Oktober 2009 menembus 268 kasus. Dari jumlah tersebut 12 orang diantaranya tewas, 36 orang mengalami luka berat dan 220 mengalami luka ringan/kerugian materi.
Sepanjang tahun 2009 ini, rekor tertinggi terjadinya kasus kecelakaan terjadi pada bulan Oktober 2009 yaitu mencapai 67 kasus. Adapun angka kecelakaan per bulan adalah pada Januari terjadi 20 kasus kecelakaan, diantaranya 3 orang luka berat dan korban tewas nihil. Kemudian pada Februari terjadi 14 kasus kecelakaan, satu diantaranya tewas dan satu luka berat. Bulan Maret terjadi 16 kasus kecelakaan, tiga orang mengalami luka cukup parah.
Selanjutnya pada bulan April tercatat 18 kasus kecelakaan, tiga orang diantaranya tewas dan satu korban terluka berat. Bulan Mei terjadi 19 kasus kecelakaan yang mengakibatkan dua orang tewas dan lima luka berat. Pada Juni terjadi 17 kasus kecelakaan yang mengakibatkan 3 tewas dan tiga luka berat. Lalu bulan Juli tercatat ada 20 kasus kecelakaan yang mengakibatkan dua korbannya tewas dan lima lainnya luka berat.
Di bulan Agustus, kasus kecelakaan meningkat yaitu mencapai 39 kasus kecelakaan, namun tidak ada korban jiwa, hanya 12 orang luka berat dan 27 luka ringan atau mengalami kerugian materi. Pada bulan September yaitu mencapai 38 kasus kecelakaan, korban twas nihil namun dua orang mengalam luka berat dan 36 luka ringan/materi. Pada bulan Oktober angkanya melonjak tajam hingga mencapai 67 kasus kecelakaan, diantaranya satu tewas, satu luka berat dan 65 luka ringan/materi.
Kepala BLU Transjakarta, Daryati Asrining Rini mengatakan, kasus kecelakaan yang terjadi lebih didominasi akibat ketidakdisiplinan pengemudi kendaraan bermotor roda dua dan empat yang menyerobot jalur busway. "Hal itu ditengarai jadi penyebab utamanya," kata Rini kepada beritajakarta.com di Jakarta, Jumat (25/12).
Sedangkan Kepala Pusat Pengendalian BLU Transjakarta, Gunardjo mengungkapkan, kasus kecelakaan paling sering terjadi di Koridor III. Penyebab utamanya adalah karena terjadinya aksi penyerobotan jalur di sekitar U-Turn atau perputaran jalan dan ketidakdisiplinan pejalan kaki yang menyeberang sembarangan. "Banyak pejalan kaki yang enggan menggunakan jembatan penyeberangan orang dan zebra cross untuk menyeberang jalan," kata Gunardjo.
Untuk meminimalisir kasus kecelakaan tersebut, Gunardjo menegaskan BLU Transjakarta sudah berupaya keras menekan angka kecelakaan dengan memaksimalkan sterilisasi jalur busway. Yakni dengan melakukan kerja sama lintas sektor seperti melibatkan kepolisian, Dinas Perhubungan DKI, Dinas Pekerjaan Umum DKI, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) DKI. Namun optimalisasi sterilisasi jalur busway tidak dapat dilakukan secara maksimal jika tidak ada kerja sama pengguna jalan dan pengendara kendaraan bermotor. "Jadi kami berharap pengguna jalan, pengendara kendaraan bermotor dan pejalan kaki agar tidak menyerobot jalur khusus ini. Supaya tidak terjadi kecelakaan tabrak," harapnya.
Tidak hanya itu, untuk sterilisasi jalur busway, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memasang portal di jalur busway. Saat ini sudah ada enam portal di lima titik jalur busway yaitu dua portal di Jl Buncit dan masing-masing satu portal di Jl Matraman, Jl Letjend Soeprapto, Jl Galur, dan Jl Daan Mogot. Tak berhenti disitu saja, bahkan rencananya Pemprov DKI akan melakukan penambahan pemasangan portal sebanyak 35 unit di 35 lokasi.
Implementasi pembangunan portal untuk meningkatkan sterilisasi busway. Puluhan portal ini akan dioperasikan baik secara elektronik maupun manual. Harga satu unit portal diperkirakan sekitar Rp 35 juta, sehingga untuk 35 portal tersebut total anggarannya diprediksi sebesar Rp 1,225 miliar. Saat ini portal yang ada masih bersifat manual. Artinya setiap portal dijaga dua orang petugas dari TransJakarta. Ke depan akan dilakukan pemasangan portal elektronik sehingga cukup dengan menekan tombol alat ini dapat beroperasi. Pemasangan ini akan dilakukan di titik jalur marak penyerobotan.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menjelaskan, kecelakaan di koridor busway dapat dihindarkan apabila diterapkan sistem service busway yang tepat dan kesadaran disiplin pengguna busway. "Perlu kesadaran disiplin pengguna bus maupun pengguna jasa lalu lintas sehingga perjalanan berkendaraan lebih optimal dan terhindar dari kecelakaan," ujar Fauzi Bowo.
Prosecutors Accuse Sean ‘Diddy’ Combs of Trying to Contact Witnesses From
Jail
-
The government said the music mogul had been attempting to obstruct federal
prosecutors by instructing others to make three-way calls and securing help
fro...
31 minutes ago
No comments:
Post a Comment